Menurut Tomlinson Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi, Manajemen kelas yang efektif, dan Penilaian berkelanjutan. Pada proses pembelajaran diferensiasi lebih menekankan pada kebutuhan individu, karena menurut Ki Hajar Dewantara bahwa setiap anak itu unik, mereka punya ciri khas masing-masing dan terlahir dengan kodrat alam dan zamannya, dalam hal ini guru hanya bisa menuntun lakunya bukan kodratnya.
Untuk melakukan semua itu dapat dilakukan melalui strategi diferensiasi diantaranya, Diferensiasi Konten merujuk pada strategi dalam membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten yang disampaikan oleh guru. Diferensiasi Proses merujuk pada strategi untuk membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content) materi. Diferensiasi Produk merujuk pada strategi untuk memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari. kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
See1. Kesiapan belajar murid Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Bersifat mendasar - Bersifat transformative dll
2. Minat murid Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat situasional dan individu.
3. Profil belajar murid Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya: • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, dsb. • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal. • Preferensi gaya belajar. Setiap murid harus memperoleh penghargaan maupun perlakuan yang berbeda sebagai seorang individu. Untuk dapat mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki murid dan mencapai hasil belajar yang optimal disinilah peran guru dalam memodifikasi pembelajaran dengan sedemikian rupa untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda beda tersebut. Peran guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat dibutuhkan dalam membuat anak aman dan nyaman dalam pembelajaran dan berpihak pada murid. Budaya positif ini perlu kita tularkan kepada murid lain dengan tidak bosan dan sabar dalam mengulangi dan mempraktekkan hingga pada titik penyelesaian belajar murid apakah didalam ruang kelas atau ditaman belajar sekolah. Murid akan belajar secara adil dan tidak merugikan orang lain, diskusi 2 arah, dan berpihak pada murid dalam diferensiasi kelas.